di tiap bilik jantungku ada puisi tentang kehidupan yang membatu
yang 15 tahun lalu kau lemparkan kami ke tengahnya
kami masih gagap dan gagu bahkan berjalan saja mesti ditatah
waktu itu
Lihatlah Bu!
terkadang kami tak sanggup menangis
kami tak punya air mata
gamang untuk tertawa
Dan lihatlah Bu!
sekarang kami tengah litak tak berdaya
tulang kami berpatahan dihantuk-hantuk rindu
kami remuk dalam peluk rindu
Bukan padamu Bu,
tapi pada setiap jengkal kerikilkerikil yang harus aku dan mereka telan tanpa air
Bu andaikan aku boleh bertanya,
ketika aku telah jera pada dera yang kau tamparkan sepanas bara ke dada tak berkulitku, kapan ini akan berakhir?
aku tak ingin menangis Bu...
Kamis, 02 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar